Patah tulang pinggul adalah trauma yang umum terjadi pada lansia, biasanya pada populasi lansia yang menderita osteoporosis, dan terjatuh adalah penyebab utamanya.Diperkirakan pada tahun 2050, akan terdapat 6,3 juta pasien patah tulang panggul lansia di seluruh dunia, dimana lebih dari 50% diantaranya terjadi di Asia.
Patah tulang pinggul mempunyai dampak yang sangat besar terhadap kesehatan para lansia, dan disebut sebagai “patah tulang terakhir dalam hidup” karena tingginya angka kesakitan dan kematian.Sekitar 35% penderita patah tulang pinggul tidak dapat kembali berjalan mandiri, dan 25% pasien memerlukan perawatan di rumah jangka panjang, angka kematian setelah patah tulang adalah 10-20%, dan angka kematian mencapai 20-30% di 1 tahun, dan biaya pengobatannya mahal
Osteoporosis, bersama dengan hipertensi, hiperglikemia, dan hiperlipidemia, disebut sebagai “Empat Pembunuh Kronis”, dan juga dijuluki “Silent Killer” dalam bidang medis.Ini adalah epidemi yang diam-diam.
Pada osteoporosis, gejala pertama dan paling umum adalah nyeri pinggang.
Rasa sakitnya akan bertambah parah saat berdiri atau duduk dalam waktu lama, dan rasa sakitnya juga akan bertambah parah saat membungkuk, batuk, dan buang air besar.
Seiring perkembangannya, tinggi badan akan memendek dan punggung bungkuk, dan punggung bungkuk juga dapat disertai dengan sembelit, perut kembung, dan kehilangan nafsu makan.Osteoporosis bukan sekadar kekurangan kalsium, melainkan penyakit tulang yang disebabkan oleh banyak faktor.Penuaan, gizi tidak seimbang, kehidupan tidak teratur, penyakit, obat-obatan, genetika dan faktor lainnya semuanya menyebabkan osteoporosis.
Proyeksi populasi menunjukkan bahwa proporsi penduduk berusia 65 tahun ke atas akan meningkat di Asia Timur dan Tenggara, Afrika Utara, Asia Barat, dan Afrika Sub-Sahara, sedangkan di Amerika Utara dan Eropa akan menurun.Karena angka patah tulang meningkat seiring bertambahnya usia, perubahan demografi global ini akan menyebabkan peningkatan pengeluaran layanan kesehatan terkait patah tulang di negara-negara tersebut.
Pada tahun 2021, populasi Tiongkok berusia 15 hingga 64 tahun akan mencapai 69,18% dari total populasi, turun 0,2% dibandingkan tahun 2020.
Pada tahun 2015, terdapat 2,6 juta patah tulang osteoporosis di Tiongkok, yang setara dengan satu patah tulang osteoporosis setiap 12 detik.Hingga akhir tahun 2018, sudah mencapai 160 juta orang.
Waktu posting: 06 Januari 2023